
Jangan Suka Mengomentari Berat Badan Orang Lain! Ini 6 Tips Memulai Citra Tubuh yang Lebih Positif
admin
- 0
Sedangkan menurut Tanya B. Freirich, ahli gizi terdaftar dan berspesialisasi dalam membantu orang mengelola gejala lupus, terkadang kliennya sangat lega menerima diagnosis yang jelas setelah mengalami gejala bertahun-tahun, sehingga perubahan pada tubuh mereka tidak terlalu mengganggu. Dalam esai viral Huffpost tahun lalu, penulis Olivia Campbell menulis, menjadi gemuk dan bahagia jauh lebih baik, daripada kurus dan sengsara.
“Berjuang dengan penyakit kronis dan masalah kesehatan mental sudah cukup sulit, tapi rasanya seperti kutukan jika ditambah harus memilih antara pengobatan dan citra diri,” tulis Olivia.
Tanya menambahkan bahwa tidak jarang dokter meremehkan masalah citra tubuh ini. Efek samping obat yang mengganggu kehidupan sehari-hari atau kesehatan mental seseorang dengan alasan apapun, harus ditanggapi dengan serius.
Dokter harus bersedia melakukan percakapan terbuka dan empati dengan pasien mereka. Tapi pasien juga perlu sedikit kerja keras untuk menerima fluktuasi berat badan mereka, sehingga beberapa pakar berbagi cara menghadapi perubahan tersebut dan mendekati netralitas tubuh.
1. Fokus pada sisi positif obat-obatan tersebut
Sebisa mungkin, renungkan sisi positif dari obat tersebut, seperti mungkin gejala penyakit autoimun membaik atau depresi dan kecemasan terasa berkurang. Dan sadarilah bahwa memperbaiki hubunganmu dengan tubuhmu membutuhkan waktu dan kesabaran.
“Itu tidak akan terjadi dalam semalam. Dibutuhkan kerja keras untuk mengungkapkan dan melupakan pengondisian dan cita-cinta kecantikan beracun seumur hidup,” kata Jessica Sprengle, seorang terapis profesional berlisensi yang berspesialisasi dalam mengobati gangguan makan.
2. Jangan merasa bersalah jika kamu merasa bertentangan dengan pengobatan yang diberikan
Perubahan pada tubuh seringkali menimbulkan emosi yang besar, seperti frustasi, kesedihan, dan kemarahan. Kamu juga mungkin stres karena memiliki pengingat yang terlihat dari penyakit yang diderita.
“Ini bisa semakin memburuk saat penampilan seseorang cukup berubah, sehingga mereka harus menjawab pertanyaan dari keluarga, teman, atau kenalan,” kata Tanya.
Mengingat semua itu, kamu tidak bereaksi berlebihan atau picik untuk merasa khawatir. Biarkan dirimu merasakan emosi ini.
3. Jangan menghentikan pengobatan
Ini keputusan tentang bagaimana kamu memperlakukan gangguan atau penyakitmu. Dokter ada untuk membimbingmu, tapi tetap merupakan keputusanmu berapa banyak efek samping yang ingin ditoleransi.
Minta dokter membantumu mengambil keputusan untuk menghentikan pengobatan, karena beberapa obat bisa memiliki efek penarikan kembali jika tiba-tiba berhenti dikonsumsi. Tanyakan kepada dokter apakah ada alternatif selain obat yang kamu minum. Jika kamu telah mengadvokasi diri sendiri dan merasa doktermu terus mengabaikan kekhawatiranmu, mungkin sudah saatnya mencari dokter baru yang mau mendengarkan keluhanmu.