• October 1, 2023

Halu Secukupnya! Waspadai Maladaptive Daydreaming

Hola Sahabat Sehat! Mungkin kamu sudah akrab dengan istilah “halu” atau “ngehalu” yakni kependekan dari kata halusinasi. Istilah ini akrab dikalangan remaja yang biasanya tidak jauh dari persoalan sangat mengagumi seseorang atau inginnya memiliki kehidupan orang lain.

Kondisi halusinasi berlebihan ini juga dikenal sebagai maladaptive daydreaming. Yuk simak ulasan mengenai maladaptive daydreaming berikut ini!

waspadai gejala Maladaptive Daydreaming
Foto: Pexels.com

Maladaptive Daydreaming

Maladaptive daydreaming merupakan kondisi seseorang memiliki aktivitas melamun berlebihan, sehingga mengganggu lini kehidupan seperti interaksi dengan orang sekitar menjadi tidak baik, menurunnya fokus dan akademik. Seseorang merasa hanyut dalam lamunan karena dengan berfantasi, seseorang bisa mengakses pengalaman yang belum ia dapatkan di dunia nyata.

Seseorang yang mengalami kondisi ini dapat dikatakan menjalani hari dengan kurang produktif karena ia cenderung menghabiskan waktu untuk membangun mimpi sedetail mungkin. Dibenaknya ia bagai sutradara yang sedang menyusun skenario kehidupannya hingga tak sadar waktu terbuang begitu saja. Individu yang memiliki gangguan ini memiliki dorongan yang tidak terkendali untuk melakukan tindakan yang tidak bermanfaat dan akibatnya dapat membahayakan diri sendiri

Waspadai Gejalanya

Seseorang yang menderita gangguan maladaptive daydreaming cenderung menunjukkan gejala gangguan kesehatan mental lainnya. Misalnya seperti, depresi, kecemasan, ADHD, dan perpecahan kepribadian.

bahaya Maladaptive Daydreaming
Foto: Pexels.com

Kondisi ini juga bisanya dialami oleh seseorang yang sering melamun dalam waktu yang lama. Secara umum, orang normal menghabiskan rata-rata 16% waktunya untuk melamun, orang dengan maladaptive daydreaming menghabiskan rerata 57% waktunya untuk melamun.

Gejala lainnya, yakni terisolasi dari kehidupan nyata atau real life. Berfantasi memanglah asik, namun seseorang yang tidak bisa mengendalikannya akan hanyut dalam fantasinya hingga menghiraukan kehidupan nyata. Dampaknya adalah terputusnya interaksi sosial.

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Melamun pada dasarnya tidak dapat dicegah melainkan dapat dikendalikan. Itulah yang menjadi PR bagaiamana mengelola emosi untuk mengendalikan lamunan. Melamun boleh saja karena dalam batasan yang wajar mampu mengurangi stress bagi sebagian orang.

Banyak sekali kegiatan menarik yang bisa dipilih untuk menyibukkan diri agar terhidar dari melamun. Namun, jika Sahabat Sehat sudah merasa terlalu sering melamun dan telah mengganggu kegitan seharihari, segeralah untuk melakukan konsultasi pada ahlinya.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

About the Author

Muhammad Alif Fiandra

Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Jember

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *